Dalam membangun sistem pelapis lantai, terdapat daftar urutan lapisan seperti primer, body coat atau lapisan utama, dan top coat atau lapisan atas, meskipun tidak setiap sistem membutuhkan layer-layer tersebut. Ada yang cukup primer dan top coat saja.
Pada pembahasan kali ini, saya ingin memfokuskan pada pemilihan primer, yang mana dipasaran kita akan diberikan pilihan antara primer epoxy dan primer uretan. Dalam pemilihan primer yang tepat, akan bergantung pada beberapa faktor, termasuk sistem pelapisan itu sendiri, kondisi substrat, tingkat sibuknya lantai atau trafik hariannya seperti apa, atau bahkan pertimbangan kondisi fasilitas yang lebih spesifik, lokasi, dan faktor lingkungan seperti panas dan kelembapan.
Fungsi sistem pelapisan tentu untuk melindungi media seperti beton dari keausan, korosi, benturan, pelapukan, dan abrasi, sehingga pemilihan produk dan aplikasi yang tepat, nantinya sangat penting untuk memperpanjang umur atau masa pakai media.
Pemilihan primer yang sesuai merupakan langkah penting dalam sistem pelapisan karena efektivitas semua pelapisan berikutnya bergantung pada ikatan awal yang kuat dengan substrat. Jika primer tidak efektif, konsekuensinya dapat bervariasi mulai dari delaminasi hingga melepuh atau kontaminasi lapisan.
Primer Epoksi
Kita mulai ulasan dari primer epoxy.
Secara tipikal, epoxy primer terbentuk dari pencampuran 2 komponen, yakni resin dan hardener. Ketika dicampur, terjadi reaksi kimia dan setelah mengering akan menghasilkan permukaan yang kuat, untuk merekatkan lapisan berikutnya.
Sebelum aplikasi primer epoxy, substrat seperti beton harus memenuhi kondisi yang ditentukan, misal memerlukan abrasi mekanis untuk mencapai profil permukaan beton tertentu. Modifikasi bahkan dapat dilakukan pada metode aplikasi seperti mengaplikasikan epoxy dalam beberapa lapisan dan menyebarkan agregat ke dalam epoxy untuk permukaan ikatan yang lebih baik untuk lapisan berikutnya.
Pengaplikasian epoxy umumnya tidak sulit karena sebagian besar epoxy memiliki pot-life atau masa sebelum campuran epoxy itu mengering, yang cukup lama sehingga pengaplikasiannya tidak terasa terburu-buru. Primer epoxy biasanya memiliki toleransi kelembapan yang lebih tinggi pada substrat jika dibandingkan dengan primer uretan.
Jika Anda khawatir terhadap penggerak uap karena kelembapan di dalam atau di bawah substrat, primer epoxy dapat diandalkan. Karena memiliki nilai permeansi yang rendah, sehingga bila dikombinasikan dengan kekuatan ikatan yang sangat tinggi, menjadikannya ideal sebagai primer mitigasi kelembapan. Primer epoxy juga memiliki ketahanan kimia yang lebih tinggi dan dapat memberikan perlindungan dari korosi pada substrat.
Epoxy memiliki banyak atribut positif yang menjadikannya pilihan tepat untuk cat dasar. Namun, epoxy pun mempunyai beberapa trade-off. Contohnya, sifat epoxy yang keras dan tahan lama memberikan nilai elongasi yang rendah, sehingga pergerakan yang signifikan pada substrat dapat menyebabkan keretakan pada epoxy yang dapat merambat.
Lalu, waktu pengeringan epoxy juga bisa menjadi faktor penentu. Sebagian besar epoxy industri memerlukan waktu beberapa jam untuk kering dan dapat sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan dan substrat. Temperatur yang lebih dingin akan secara signifikan meningkatkan waktu epoxy dapat mengeras sepenuhnya dan penting untuk mempertimbangkan suhu aplikasi minimum untuk setiap lapisan epoxy.
Untuk pelapis yang dapat mentolerir suhu yang lebih rendah dibandingkan epoxy, Anda dapat mengandalkan uretan atau poliuretan.Untuk biaya epoxy sering kali melebihi biaya primer uretan.
Primer Uretan
Sistem pelapis uretan memiliki daya rekat yang baik pada substrat dan tidak selalu memerlukan primer untuk aplikasi standar. Jika daya rekat tidak sesuai dengan nilai yang diharapkan maka primer uretan direkomendasikan. Primer epoxy menunjukkan kekuatannya dalam keserbagunaan sedangkan primer uretan menawarkan kesederhanaan. Primer uretan terbuat dari bahan kimia yang kompatibel dengan sistem uretan dan biasanya merupakan komponen tunggal yang menggunakan kelembapan untuk proses pengeringan. Primer uretan mudah diaplikasikan hanya dengan menuang ke substrat dan membiarkannya mengering. Bahan ini diaplikasikan sangat tipis dan menembus pori-pori beton tetapi tidak akan terlalu mengubah profil media setelah diaplikasikan. Oleh karena itu, pastikan persyaratan profil permukaan untuk sistem uretan wajib diikuti sebelum penerapan primernya.
Secara umum, primer uretan tidak tahan terhadap kelembapan seperti primer epoxy sehingga substrat harus dikeringkan sebelum diaplikasikan. Batas pastinya ditentukan oleh pabrikan. Waktu pengeringan primer uretan seringkali jauh lebih cepat dibandingkan primer epoxy dan memiliki suhu minimum yang sedikit lebih rendah untuk pengaplikasiannya. Primer uretan mungkin siap dilapisi lapisan lanjutan dalam 1 hingga 2 jam berikutnya. Waktu pengeringan yang lebih cepat ini memberikan peluang untuk mengaplikasikan lapisan berikutnya. Jika waktu tersebut terlewatkan, maka cat dasar yang telah diaplikasikan harus dibersihkan dan dipoles ulang agar dapat menerima lapisan pelapis berikutnya. Bahan kimia serupa dari primer uretan menawarkan sifat adhesi yang sangat baik untuk pelapis uretan selanjutnya.
Memilih Primer yang Tepat
Pemilihan primer yang tepat untuk sistem pelapisan lantai bergantung pada beberapa faktor, termasuk lokasi penerapannya, tingkat lalu lintas, dan faktor lingkungan.
Pada akhirnya, memahami kebutuhan unik setiap proyek sangat penting dalam memilih primer yang tepat, jadi pastikan untuk mengevaluasi kondisi lokasi kerja Anda, hingga antisipasi pergerakan struktur subtrat.